Saat memilih material untuk konstruksi, manufaktur, atau proyek DIY, aluminium dan baja tahan karat adalah dua logam yang paling populer. Namun, apa sebenarnya yang membedakannya? Baik Anda seorang insinyur, penghobi, atau sekadar ingin tahu, memahami perbedaannya dapat membantu Anda membuat keputusan yang tepat. Dalam blog ini, kami akan menguraikan sifat, aplikasi, biaya, dan banyak lagi—didukung oleh sumber ahli—untuk membantu Anda memilih material yang tepat untuk kebutuhan Anda.

1. Komposisi: Terbuat dari Apa?
Perbedaan mendasar antara aluminium dan baja tahan karat terletak pada komposisinya.
Aluminiumadalah logam ringan berwarna putih keperakan yang ditemukan di kerak bumi. Aluminium murni bersifat lunak, sehingga sering kali dicampur dengan unsur-unsur seperti tembaga, magnesium, atau silikon untuk meningkatkan kekuatannya. Misalnya, paduan aluminium 6061 yang banyak digunakan mengandung magnesium dan silikon.
Baja tahan karatadalah paduan berbasis besi yang mengandung setidaknya 10,5% kromium, yang menciptakan lapisan oksida pasif untuk menahan korosiMutu umum seperti baja tahan karat 304 juga mencakup nikel dan karbon.
2. Kekuatan dan Daya Tahan
Persyaratan kekuatan bervariasi berdasarkan aplikasi, jadi mari kita bandingkan sifat mekanisnya.
Baja tahan karat:
Baja tahan karat jauh lebih kuat daripada aluminium, terutama di lingkungan bertekanan tinggi. Misalnya, baja tahan karat kelas 304 memiliki kekuatan tarik ~505 MPa, dibandingkan dengan aluminium 6061 yang ~310 MPa.
Aluminium:
Meskipun volumenya kurang kuat, aluminium memiliki rasio kekuatan terhadap berat yang lebih baik. Hal ini membuatnya cocok untuk komponen kedirgantaraan (seperti rangka pesawat) dan industri transportasi yang sangat membutuhkan pengurangan berat.
Jadi, baja tahan karat secara keseluruhan lebih kuat, tetapi aluminium unggul dalam hal kekuatan ringan.
3. Tahan Korosi
Kedua logam tersebut tahan terhadap korosi, tetapi mekanismenya berbeda.
Baja tahan karat:
Kromium dalam baja tahan karat bereaksi dengan oksigen untuk membentuk lapisan kromium oksida yang bersifat protektif. Lapisan yang dapat memperbaiki diri ini mencegah karat, bahkan saat tergores. Baja tahan karat jenis 316 menambahkan molibdenum untuk ketahanan ekstra terhadap air garam dan bahan kimia.
Aluminium:
Aluminium secara alami membentuk lapisan oksida tipis, yang melindunginya dari oksidasi. Namun, logam ini rentan terhadap korosi galvanik jika dipasangkan dengan logam yang berbeda di lingkungan yang lembap. Anodisasi atau pelapisan dapat meningkatkan ketahanannya.
Jadi, baja tahan karat menawarkan ketahanan korosi yang lebih kuat, sementara aluminium memerlukan perawatan perlindungan dalam kondisi yang keras.
4. Berat: Aluminium Unggul dalam Aplikasi Ringan
Kepadatan aluminium sekitar 2,7 g/cm³, kurang dari sepertiga kepadatan baja tahan karat yaitu 8 g/cm³,yang sangat ringan.
·Suku cadang pesawat terbang dan otomotif
·Elektronik portabel (misalnya laptop)
·Barang-barang konsumen seperti sepeda dan perlengkapan berkemah
Bobot baja tahan karat merupakan keuntungan dalam aplikasi yang membutuhkan stabilitas, seperti mesin industri atau dukungan arsitektur.
5. Konduktivitas Termal dan Listrik
Konduktivitas Termal:
Aluminium menghantarkan panas 3x lebih baik daripada baja tahan karat, membuatnya ideal untuk unit pendingin, peralatan memasak, dan sistem HVAC.
Konduktivitas Listrik:
Aluminium banyak digunakan dalam saluran listrik dan kabel listrik karena konduktivitasnya yang tinggi (61% dari tembaga). Baja tahan karat merupakan konduktor yang buruk dan jarang digunakan dalam aplikasi listrik.
6. Perbandingan Biaya
Aluminium:
Umumnya lebih murah daripada baja tahan karat, dengan harga yang berfluktuasi berdasarkan biaya energi (produksi aluminium membutuhkan banyak energi). Pada tahun 2023, biaya aluminium sekitar $2.500 per metrik ton.
Baja tahan karat:
Lebih mahal karena mengandung unsur paduan seperti kromium dan nikel. Baja tahan karat kelas 304 harganya sekitar $3.000 per metrik ton.
Tip:Untuk proyek yang hemat biaya dan mengutamakan bobot, pilih aluminium. Untuk ketahanan di lingkungan yang keras, baja tahan karat mungkin lebih cocok dengan biaya yang lebih tinggi.
7. Kemampuan Mesin dan Fabrikasi
Aluminium:
Lebih lunak dan lebih mudah dipotong, ditekuk, atau diekstrusi. Ideal untuk bentuk yang rumit dan pembuatan prototipe yang cepat. Namun, dapat merusak peralatan karena titik lelehnya yang rendah.
Baja tahan karat:
Lebih sulit dikerjakan dengan mesin, memerlukan peralatan khusus dan kecepatan yang lebih lambat. Namun, bentuk dan hasil akhirnya presisi, cocok untuk peralatan medis atau detail arsitektur.
Untuk pengelasan, baja tahan karat memerlukan pelindung gas inert (TIG/MIG), sementara aluminium memerlukan penanganan yang berpengalaman untuk menghindari lengkungan.
8. Aplikasi Umum
Kegunaan Aluminium:
·Dirgantara (badan pesawat terbang)
·Kemasan (kaleng, foil)
·Konstruksi (rangka jendela, atap)
·Transportasi (mobil, kapal)
Penggunaan Baja Tahan Karat:
·Peralatan medis
·Peralatan dapur (wastafel, peralatan makan)
·Tangki pemrosesan kimia
·Perkakas kelautan (perlengkapan perahu)
9. Keberlanjutan dan Daur Ulang
Kedua logam tersebut 100% dapat didaur ulang:
·Daur ulang aluminium menghemat 95% energi yang dibutuhkan untuk produksi primer.
Kesimpulan: Mana yang Harus Anda Pilih?
Pilih Aluminium Jika:
·Anda membutuhkan material yang ringan dan hemat biaya.
·Konduktivitas termal/listrik sangat penting.
·Proyek ini tidak melibatkan tekanan ekstrem atau lingkungan korosif.
Pilih Baja Tahan Karat Jika:
·Kekuatan dan ketahanan terhadap korosi merupakan prioritas utama.
·Aplikasinya melibatkan suhu tinggi atau bahan kimia keras.
·Daya tarik estetika (misalnya, hasil akhir yang mengilap) penting.
Waktu posting: 25-Feb-2025